Date: Tue, 3 Mar 1998 12:44:45 +0100
Sender: owner-bahasa@auckland.ac.nz
Subject: Re: di sini, di sana, di mana?
_______________________________________

Sepenglihatan saya, keadaannya tidak sepenuhnya seragam, dan pergerakan yang sedang terjadi ini rupanya mencakup semua bidang pemakaian frasa keterangnan tempat tersebut.

Dalam omongan lisan, mula-mulanya:

    di sini = di dekat atau pada si pembicara
    di situ = di dekat atau pada si pendengar
    di sana = di tempat yang lain daripada keduanya itu

Tetapi sekarang sering dapat didengar pemakaian di situ dalam arti di sana. Dalam hal ini pun, apabila pemakaian di situ menunjuk pada tempat yang tidak berdekatan dengan si pendengar ataupun si pembicara, ada kecenderungan menggunakan di sana untuk menunjuk kepada tempat yang lebih jauh daripada tempat yang dimaksud dengan di situ.

Tetapi arti mula-mula daripada di situ itu masih terasa jelas dalam kebiasaan sebagian pembicara (terutama di Pulau Jawa), untuk menggunakan situ atau bahkan di situ dalam arti Anda.

Gejala tersebut terakhir inilah rupanya yang menyebabkan satu penggeseran dalam pemakaian dalam surat-menyurat dan pembicaraan telpon, yang mula-mulanya:

    di situ = di dekat atau pada si pembicara / si penulis surat
    di sini = di dekat atau pada si pendengar / si pembaca surat
    di sana = di tempat yang lain daripada keduanya itu

Demikianlah, seingat saya, situasi pada pertengahan tahun 1950-an. Dengan makin meluasnya pemakaian situ dan di situ dalam arti Anda dalam pembicaraan lisan, hal ini rupanya mempengaruhi penggunaan di situ dalam pembicaraan telpon, sehingga di situ itu kemudian diganti dengan di sana. Penggeseran ini mungkin turut dilicinkan oleh adanya pembauran antara di situ (sebagai keterangan tempat) dengan di sana tersebut di atas.

Akhirnya, keadaan ini merambat pula ke persuratan.

Lepas dari itu, rupanya ada satu proses lain, yang bertendensi membalikkan penggunaan keterangan-keterangan tempat tersebut dalam pembicaraan telpon dan dalam surat-menyurat. Perlu dicatat bahwa keadaan mula-mula tersebut di atas terutama berlaku untuk pemakaian Bahasa Indonesia di Pulau Jawa dan di sebagian Pulau Sumatra. Bagaimana keadaannya di Madura atau Bali saya kurang tahu. Tetapi di bagian-bagian tertentu Pulau Sulawesi, dan begitu pun di beberapa pulau Indonesia bagian Timur, orang dalam menyurat pun mengartikan di sini sebagai di dekat atau pada si penulis (walau pun dengan beberapa perkecualian yang di sebabkan oleh ajaran di sekolah yang seragam dengan "pusat").

Dengan makin eratnya kaitan kehidupan ekonomi antara "pusat" dan "seberang", maka dalam gejala bahasa ini pun terjadi saling pengaruh, sehingga praktis untuk seluruh Indonesia sekarang boleh dikatakan ada suatu ketidak-tentuan dalam pemakaian keterangan-keterangan tempat yang dipersoalkan ini. Sebagiannya memakai:

         di sini = di dekat si pembaca surat
         di sana/situ = di dekat si penulis surat

sebagian lainnya:

         di sini = di dekat si penulis surat
         di sana/situ = di dekat si pembaca surat

Selain ada saling pengaruh antara pusat dengan daerah, gejala ini mungkin juga punya kaitan dengan makin ramainya kontak dengan luar negeri, terutama melalui pengaruh pemakaian bahasa Inggeris. Bagaimana distribusi kwantitatif kedua cara pemakaian itu kurang dapat saya nilai, karena tidak punya data yang representatif.

Terlepas dari itu, pengamatan saya sendiri sama dengan yang telah dikemukakan oleh Bung A****, bahwa di sini dapat juga menunjuk kepada surat itu sendiri, karena pada saat dibaca, surat itu berada di tangan si pembaca. Dalam hal ini, tidak ada kelainan antara kedua cara pemakaian tersebut terakhir di atas, karena pada saat ditulis, surat itu pun berada di tangan si penulis.

Sebagai orang yang sudah lama tidak sempat menjenguk ke tanah air, saya akan gembira sekali kalau ada komentar dari rekan yang mempunyai data lebih aktuil, terutama dalam hal kesimpang-siuran dalam pemekaian yang tersebut di belakang tadi ini.



Back to index