Date: Sat, 26 Oct 2002 20:15 +0200
To: Nasional <national@mail2.factsoft.de>
Subject: Re: [Nasional] FW: INDONESIA DISERANG !
Broadcast: Thu Oct 17 19:51:03 2002 as Nasional 009467
Sdr. T* S* yth.,
sungguhpun si-penulis ini beritanya Mo* R*, pembantu rektor ke-4 di *** S*, tapi rupanya mesti ada yang beri tahu, bahwa bagi seorang akademikus baiknya membaca dulu material yang ada, sebelum menyimpulkan yang bukan-bukan untuk umum dalam essay macam ini.
          
> 11 September 2001 yang lalu. Beberapa jam setelah peristiwa itu, GW. Bush, 
> dan juga koran Amerika Serikat mengatakan bahwa: "USA under attack !", 
> kemudian segera mencari kambing hitam di luar USA: Osamah bin Laden dengan 
> jaringan Al Qaedah-nya. 
Celaka bagi penggemar-penggemar mengambinghitamkan Amerika, adalah Usamah bin Ladin sendiri, dalam diskusi yang direkam video, yang mengakui peran dirinya serta al-Kaidah yang dipimpinnya itu dalam 11-S. Kemudian bahkan dibeberkan terang-terangan untuk umum liwat penyiar TV al-Jazirah. Jutaan penonton TV yang menyaksikan, terutama lagi yang beragama Islam di Timur Dekat. Lha Pak Pembantu Rektor ini kok malah bagaikan katak di bawah tempurung?
Sesungguhnya, kalau mau mencari kekurangan-kekurangan AS, apalagi sebelum berakhirnya perang dingin, itu tidak sulit, tidak usah mengada-ngada. Sedangkan kalau malah merasa perlu mengada-ngada, berarti sudah menganggap AS itu sedemikian sempurnanya, sehingga untuk menjelekkan terpaksa menipu. Dan siapakah yang ditipu ini? Tak lain, terutama umat sendiri.
          
> ............................................................... Setiap 
> disinformasi akan diikuti oleh disinformasi berikutnya yang tidak akan 
> sustainable. 
Bukan demikian yang paling celakanya, melainkan setiap disinformasi itu terutama menipu diri, membodoh-bodohi golongan sendiri. Senjata makan tuan. Masih untung kalau tidak sustainable, maka keadaan tertipu sendiri itu tidak sampai sutained.....
Kaum Muslimin Indonesia memang benar "dibodoh-bodohi" sebagiannya, tetapi bukan oleh George W. Bush atau pers AS, melainkan oleh sementara "guru- guru"-nya sendiri yang macam begini ini!
Sesungguhnya, kepresidenan George W. Bush waktu itu sedang kembang-kempis, kepastian pemilihannya tidak jelas, karena hasil hitungan suara di Florida yang menentukan pemilihannya itu banyak yang menyangsikan. Kalau Al Gore tidak cepat pasrah dengan hasil perhitungan demi menjaga kestabilan sistem kenegaraan, keadaan labil masih lama bertele-tele. Lepas dari itupun, ada golongan akademisi yang mulai hitung ulang jumlah suara di Florida itu.
Dalam kenyataan, 11-S itu tidak merugikan Presiden Bush, dan juga tidak memperlemah Amerika Serikat sebagaimana yang diharapkan oleh Usamah. Justru sebaliknya, kedudukan Presiden Bush menjadi mantap dan kokoh benar, sampaipun kelompok akademisi yang menggelar hitungan ulang tsb., setelah hasilnya diketahui, memutuskan tidak mengumumkannya agar tidak menggoyahkan kedudukan presiden saat keamanan nasional AS terancam. Secara internasional pun, dunia yang tengah ragu-ragu menghadapi penggantian Presiden Clinton yang umumnya dikagumi itu oleh Bush yang bercitra kekoboi-koboian, dengan serempak kompak berdiri dibelakang AS menghadapi teror internasional.
Sesungguhnya, kalau tidak begitu banyak korban mati, kita bisa kasihan kepada Si Usamah ini: maksud hati mengganyang Amerika, tetapi kehendak Allah ternyata malah sebaliknya dari itu. Tetapi Usamah tidak berhak minta kasihan, melainkan justru murid-muridnya yang tertipu oleh gurunya itu. Bersedia mengorbankan hal yang paling berharga, nyawa itu sendiri, demi satu tujuan yang disangkanya mulia. Tahunya, mati konyol sambil turut mematikan ribuan orang lain yang tidak bersalah. Padahal mereka bukan orang putus asa yang tinggal mencampakkan kehidupan yang tak berhari-depan. Mereka itu orang-orang muda yang sempat berpendidikan dan menuntut keahlian di perguruan tinggi luarnegeri, temasuk tenaga harapan bagi pembangunan di negerinya masing-masing. Malah yang demikian inilah yang oleh Usamah itu diputar kepalanya untuk mencampakkan kehidupannya itu demi satu kepetualangan yang sesat dan jahat.
          
> .................................................... Sasaran-sasaran yang 
> mustinya diserang oleh Al Qaedah adalah sasaran-sasaran kepentingan Amerika 
> Serikat di Indonesia seperti Exxon di Aceh, Freeport di Papua, dsb., 
> bukannya Bali dan turis-turis Australia. 
Siapa bilang? Apakah 11 September 2001 itu menyerang pusat filem porno di Los Angeles, atau pusat perjudian di Las Vegas? Tidak, melainkan justru menara kembar World Trade Center -- satu pusat perniagaan dunia yang boleh diperkirakan penghuninya dari seluruh dunia, termasuk juga banyak tenagakerja Muslim alim-alim. North Tower: tingkat 60, Asahi Bank (Jepang); tk. 45, China Construction America (Tionghoa); tk. 37, Hyundai Securities (Korea). Eropa pun banyak yang kena: tk. 7, Deutsche Bank; South Tower: tk. 48, Allianz; tk. 37, Siemens; tk. 32 Commerzbank — Jerman semua; tk. 35, ABN-AmRo (Belanda). Jadi sekiranya bom di Jl. Legian itu benar pekerjaannya al-Kaidah, maka dari segi yang anda ajukan itu sudah cocoklah (kurang cocoknya malah dalam segi lain yang tidak anda singgung).
Demikianlah kalibernya Si Usamah itu. Tak seyogyanya dibesar-besarkan, apalagi diagung-agungkan, melainkan mestinya dilaknat oleh segenap umat Islam sedunia.
          
> "Tindak lanjut" berikutnya adalah kemarahan orang Australia, dan kepergian 
> orang-orang asing dari Indonesia akibat dianjurkan pergi meninggalkan 
> Indonesia karena Indonesia dianggap merupakan sarang teroris. 
Salah. Kepergian banyak orang asing itu terutama karena aparat negara dilihatnya terlalu enggan menindaki kegiatan terror di Indonesia yang tidak sejak 12 Oktober ini saja.
Lain halnya dengan Malaysia, Singapura dan Filipina yang segera bertindak. Sedangkan apabila anda perhatikan di internet, banyak sekali tayangan orang Amerika dan Australia yang menyatakan kesetiaannya kepada Pulau Bali dan menyerukan agar orang jangan menyalahkan orang Bali yang mereka puji keramah-tamahannya itu.
          
> ............................................ Persoalannya adalah : kita 
> -termasuk elite negeri ini - mau memilih teori "serangan teroris", atau 
> "Indonesia diserang!". 
Mengapa harus memilih? Seruan "America is under attack!" kemarin itupun tidak dipertentangkan dengan penilaian "this is an act of terrorism". Kejadian seperti pemasangan bom di jalan Legian itu memang satu perbuatan teroris, dan sekaligus itu memang satu serangan melawan Indonesia! Biar bagaimana pun, tetap harus kita buru habis-habisan teroris yang menyerang Indonesia itu sampai tertangkap, dan menghukumnya. Tak soal, teroris itu apa agama dan kebangsaannya.
          
> .............................................. para backpackers bersandal 
> jepit di Kuta yang tewas akibat Bom Legian tersebut bagi master mind perang 
> persepsi ini adalah besaran yang disposable (tidak berarti untuk 
> dimusnahkan), dibandingkan kepentingan mereka untuk menghancurkan bangsa 
> ini.
Sinis benar, anda ini. Menuduh orang lain mendakwa tanpa alasan, padahal udang yang di balik batunya itu rupanya mencari kesempatan mendakwa orang lain dengan nol bukti!
Setiap pembaca yang sedikit berpikir akan sadar, bahwa yang sejak tiga tahun asyik berkonspirasi menghancurkan bangsa Indonesia itu justrulah oknum-oknum yang mengobarkan teror dan kekerasan SARA di setiap seluk Nusantara. Sedangkan Australia, Amerika Serikat, dan Eropa sudah kewalahan benar, bagaimana menghimbau aparat negara negeri ini untuk sudilah kiranya sedikit berupaya sungguh-sungguh untuk menjamin sekadar ketrampilan, agar sekurang-kurangnya tanaman modal mereka di negeri ini bisa beroperasi sedikit banyak stabil, mendatangkan devisa dan mata pencaharian serta meningkatkan ekspor di satu pihak, dan mengeruk laba di pihak lain.....
Bom di Bali itu sangat merugikan mereka, tetapi mungkin menguntungkan oknum-oknum yang sudah bertahun-tahun ini mendestabilisasi kehidupan masyarakat di Indonesia, mungkin dengan perhitungan memulihkan kembali tatanan Orde Baru. Lha anda sendiri, sampai menulis essay macam ini...?
Apakah benar — walaupun bergelar akademis — kurang berpengetahuan umum, ataukah sebenarnya karena juga menyimpan udang di balik batu seperti itu?
Terus terang saja dong....
Wassalam, Waruno Mahdi


Index