Date: Mon, 17 Nov 1997 18:12:57 +0100
To: Maluku manise <maluku-net@lava.net>
From: Waruno Mahdi <mahdi@fhi-berlin.mpg.de>

<...cut...>

> Tapi bagi mereka yang biasa di net ini saya kira kita semua tahu mengapa
> Waruno cinta istilah "Irian Jaya,", yakni bukan berdasarkan ilmu bahasa tapi
Sesungguhnya saya sangat tidak senang dengan istilah "Irian Jaya". Istilah itu dibuat bukan pada waktu kepresidenan Sukarno, melainkan di masa kepresidenan Soeharto (.....).

"Irian Jaya" berarti Irian yang menang. Kalau ada Irian yang sudah menang, itu satu sindiran bahwa ada Irian yang belum menang. Dan karena di Pulau Irian selain "Irian Jaya" itu cuma ada PNG, maka PNG itulah yang dianggap Irian yang belum menang, bukan? Ini bisa diartikan bahwa Indonesia juga mau mencaplok PNG supaya sana juga turut "menang".

Pada masa kepresidenan Sukarno, ketika daerah Irian Barat ditetapkan sebagai propinsi tersendiri, ini diberi nama propinsi Irian Barat. Jadi jelas, tidak ada pengertian akan memperluas propinsi itu ke seluruh Pulau Irian. Serupa halnya dengan negarabagian Bengalia Barat di India, yang berbatasan dengan Bangladesh (artinya "negeri Bengala"), atau adanya propinsi Brabant Utara di Nederlan dan Brabant Selatan di Belgia.

<...cut...>

Back to text