Back to referent text

Date: Fri, 14 Nov 1997 16:59:46 -0700 (MST)
Message-Id: 199711142359.QAA17353@indopubs.com
To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@clark.net
Subject: [INDONESIA-L] Melanesia Merdeka di Luar Indonesia
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

From: permag@antenna.nl (ottis simopiaref)
To: apakabar@clark.net
Subject: MELANESIA MERDEKA DI LUAR INDONESIA
Date: 13 November 1997, 20 uur en 40 minuten.

MELANESIA MERDEKA DI LUAR INDONESIA

oleh: Ottis Simopiaref

Suatu ras besar yang dijajah oleh ras Melayu di dalam negara
kesatuan Indonesia adalah ras Melanesia (Papua, Timor dan
Maluku). Penjajahan dapat berbentuk penjajahan politik, ekono-
mi dan sosial-budaya. Di dalam proses nation building (pemban-
gunan bangsa) rakyat Melanesia selalu didiskriminasikan oleh
rakyat Melayu (Indonesia). Latarbelakang ras Melanesia di
dalam nation building adalah berbeda dengan ras Melayu. Indo-
nesian nation building tak pernah akan berhasil jika perbedaan
persepsi kedua ras ini tidak pernah didiskusikan untuk disatu-
kan. Mendiskusikan perbedaan persepsi tidak boleh sekaligus
dicap sebagai usaha separatisme berdasarkan rasisme. Di sini
kita mendiskusikan separatisme yang bertujuan egalitas. Adanya
perbedaan persepsi timbullah situasi Melayu versus Melanesia.
Perbedaan persepsi bisa saja hanya berada pada tingkat perbe-
daan budaya. Tapi, justru status quo yang muncul di Indonesia
adalah Melayu versus Melanesia. Mendiskusikan perbedaan bertu-
juan membangun dasar egalitas. Untuk itu, semoga "Melayu
versus Melanesia" dapat berubah menjadi "Melayu dan Melanesi-
a".

Kemerdekaan
Kemerdekaan yang di perjuangkan, bukan -hanya- bertujuan
memperoleh kemerdekaan politik di luar negara kesatuan Indone-
sia. Tapi, suatu kemerdekaan di mana rakyat Melanesia tidak
menggantungkan nasibnya pada jaminan sosial yang dijanjikan
atau pun diberikan pemerintah yang didominasi oleh ras Melayu.
Atau kemerdekaan yang berarti rakyat Melanesia tidak dijajah
(ditindas) secara ekonomi oleh ras Melayu. Untuk mencapai
kemerdekaan politik, kita harus melalui proses pembangunan
sosial-ekonomi. Ekonomi rakyat harus menjadi kuat. Ini adalah
dasar untuk mencapai partisipasi rakyat Melanesia di dalam
decission making process (proses pengambilan kebijaksanaan).
Tujuan akhir dari perjuangan rakyat Melanesia adalah kemerde-
kaan politik di mana Papua Barat, Maluku dan Timor masing-
masing harus merdeka di luar Indonesia. Namun, untuk mencapai
hal tersebut perjuangan harus diarahkan pada bidang pembangu-
nan ekonomi (economic development) dan pembangunan manusia
(human development). Ini adalah dasar bagi perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan politik di luar Indonesia.

Self-development (membangun diri sendiri)
Rakyat Melanesia harus sanggup membangun dirinya sendiri
menjadi rakyat yang kuat untuk menguasai kekayaan alam (natu-
ral resource)nya sendiri. Kita harus mengakui, bahwa rakyat
Melanesia di Indonesia masih sangat lemah dalam berbagai
sektor pembangunan. Maka itu mereka masih bisa dijajah dengan
gampang. Tapi ini justru merupakan dasar untuk memberontak
melawan penjajah. Semakin rakyat ditindas semakin dia member-
ontak. Seekor ulat yang teriris pun masih dapat menggeliat.
Pemberontakan dapat dilakukan melalui proses self-development
(membangun diri sendiri dengan kekuatan sendiri). Modal dasar
telah ada. Rakyat Melanesia telah memiliki sekelompok kecil
kaum intelek, mahasiswa, petani dan nelayan. Tanah yang luas,
umpamanya di Papua Barat, dapat diolah menjadi tanah ekonomis.
Setelah rakyat Melanesia berada pada posisi ikut berpartisipa-
si di dalam setiap pengambilan kebijaksanaan, maka di sana
rakyat Melanesia dapat melakukan penawaran (bargaining/onder-
handeling).

Kendala sosial
Budaya Melanesia yang mengutamakan kepentingan kolektif masih
merupakan faktor kendala. Beberapa individu yang berambisi
untuk ikut berpartisipasi di dalam dunia bisnis ekonomi meng-
hadapi realitas interen yang keras. Seorang kaya berwajib
memberikan derma atau sumbangan kepada sesamanya. Hal ini
masih kelihatan sangat kuat di dalam budaya Melanesia. Seorang
Melanesia yang kaya masih harus belajar untuk melakukan perhi-
tungan ekonomi sehingga tidak gampang mengalami resesi di
dalam menghadapi tanggungjawab sosial sebagai tantangan yang
diarahkan kepadanya oleh masyarakan Melanesia sekitarnya.
Di sini kita harus belajar untuk memberikan dukungan kepada
setiap individu yang berkemampuan untuk terjun ke dalam dunia
bisnis ekonomi. Bukan berarti kita ikut mengembangkan indivi-
dualisme tapi justru ikut membangun, secara tidak langsung,
beni kekuatan rakyat (kolektif) yang kita dambakan. Kita
mendambakan adanya kekuatan rakyat Melanesia melawan dominasi
atau penjajahan Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, ada
dua hal yang dapat dilakukan. Mendukung usaha individu (indi-
vidual economic business) dan kedua, membangun usaha kolektif
(collective economic business).

Forum Melanesia di Indonesia
Kerjasama antara berbagai kelompok Melanesia (Papua, Maluku
dan Timor) di luarnegeri telah dibangun. Ketiga kelompok ini
di dalam forum-forum internasional selalu saling bertemu dan
saling mendukung. Namun, faktor yang mendasar adalah kekuatan
rakyat di negeri masing-masing. Aktivitas perlawanan harus
dilakukan secara permanen di negeri masing-masing (Maluku,
Timor dan Papua Barat).
Untuk menjaring kerjasama antara kelompok bangsa Melanesia di
Indonesia, suatu forum harus dibentuk. Saya beri nama: *Forum
Melanesia di Indonesia / FMdI (Melanesian Forum in Indonesia /
MFiI). Forum ini harus dibentuk secara legal untuk mendiskusi-
kan berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa Melanesia di
Indonesia.

Solidaritas
Di Indonesia bukan saja ras Melanesia yang dijajah, tapi di
sana terdapat juga bentuk penjajahan berdasarkan sukuisme
(tribalism), umpamanya suku Jawa mendominasi atau menjajah
suku yang lain. Selain itu terdapat bentuk penjajahan kelas,
umpamanya Jawa kelas atas menjajah Jawa kelas bawah. Singkat-
nya, di Indonesia terdapat satu masyarakat yang tertindas.
Untuk membangun kekuatan rakyat Melanesia, perlu sekali kita
mendukung perjuangan masyarakat tertindas di Indonesia. Di
samping itu, kita mengenal perjuangan rakyat Aceh untuk merde-
ka di luar Indonesia. Ini identik dengan perjuangan politik
rakyat Melanesia di Indonesia. Sebagai bangsa Melanesia yang
terjajah tentu kita harus mendukung perjuangan kemerdekaan
Aceh. Lebih luas lagi, kita mengenal juga perjuangan bangsa
pribumi di Kalimantan (Borneo). Mereka ini juga harus menikma-
ti dukungan kita. Singkatnya, solidaritas kita terarah pada
rakyat tertindas, rakyat Aceh dan bangsa pribumi di Borneo.

Belanda, 13 Nopember 1997.

------------------
Ottis Simopiaref
PO Box *****
**********
******
E-mail: permag@******.nl

Back to text





.